Rabu, 28 Januari 2009

Rahasia Ketiga -- Fatima

Rahasia Ketiga - Fatima

Berikut ini adalah salinan teks dari Sekretariat Negara, Kardinal Angelo Sodano, yang dipresentasikan pada saat beatifikasi Jacinta dan Francisco pada hari ini.
VATICAN INFORMATION SERVICE - Edisi khusus kunjungan Sri Paus ke FatimaKARDINAL SODANO MEMBACAKAN NASKAH "RAHASIA KETIGA" FATIMA, KOTA VATIKAN, 13 MEI 2000
Pagi hari ini pada akhir Misa di tempat ziarah Fatima, Portugal, dimana Sri Paus membeatifikasi anak-anak gembala, Jacinta dan Francisco, Sekretariat Negara Kardinal Angelo Sodano membacakan, dalam bahasa Portugis, sebuah teks menyangkut rahasia ketiga Fatima. Bunyi selengkapnya naskah tersebut:
"Pada penutupan dari perayaan yang khidmat ini, saya terdorong untuk mempersembahkan kepada Bapa Suci kita Yohanes Paulus II yang kita kasihi, mewakili semua hadirin, ucapan selamat dengan sepenuh hati bagi ulang tahunnya yang ke-80 yang akan datang dan untuk berterima kasih kepadanya atas pelayanan pastoralnya yang luar biasa bagi kebaikan segenap Gereja Allah yang Kudus. Pada kesempatan kunjungannya ke Fatima, Yang Mulia Sri Paus telah mengarahkan saya untuk membuat suatu pengumuman kepada kalian. Seperti kalian ketahui, tujuan dari kunjungannya ke Fatima adalah untuk membeatifikasi dua 'anak-anak gembala'. Meskipun begitu, dia juga berkeinginan agar peziarahannya ini juga sebagai tanda pembaruan rasa terima kasih kepada Bunda Maria atas perlindunganNya selama tahun-tahun jabatannya sebagai Sri Paus. Perlindungan ini agaknya juga berhubungan dengan apa yang disebut sebagai 'bagian ketiga' dari rahasia Fatima.
Bagian teks tersebut mengandung nubuat penglihatan yang serupa seperti yang ditemukan dalam Kitab Suci, yang mana isinya tidak menceritakan dengan jelas detail-detail kejadian di masa depan, melainkan lebih merupakan sintesis dan rangkuman dari suatu kesatuan rangkaian kejadian di latar-belakang dalam suatu kurun waktu dalam suatu urut-urutan dan durasi yang tidak ditentukan. Oleh sebab itu, teks tersebut harus diinterpretasikan dalam suatu kunci simbolis. Penglihatan Fatima diatas segalanya terutama menyangkut perang yang dilancarkan oleh system ateisme terhadap Gereja dan umat Kristen, dan menjelaskan mengenai kesengsaraan yang sangat dahsyat yang dialami oleh para saksi-saksi iman pada abad terakhir dari milenium kedua. Itulah Jalan Salib yang tidak berkesudahan dibawah pimpinan para Paus di abad ke-20.
Menurut interpretasi para 'anak-anak gembala', yang mana baru-baru ini juga dikuatkan oleh Suster Lucia, yang dimaksud dengan 'uskup berpakaian putih' adalah Sri Paus. Sebagaimana dia membuka jalan dengan usaha yang keras menuju Salib di tengah-tengah mayat-mayat mereka yang menjadi martir (para uskup, para imam, dan kaum biarawan/biarawati dan juga banyak kaum awam), diapun juga jatuh ke bumi, agaknya meninggal, dibawah rentetan tembakan senjata api.
Setelah usaha pembunuhan pada tanggal 13 Mei 1981, tampak nyata bagi Yang Mulia Sri Paus bahwa 'satu tangan bunda yang membelokan jalur peluru', hingga memungkinkan 'sang Paus yang menjelang ajal' untuk berhenti 'pada garis kematian'. Pada kesempatan suatu kunjungan ke Roma oleh pejabat uskup Leiria-Fatima pada waktu itu, Sri Paus memutuskan untuk memberikan kepadanya peluru yang tertinggal di mobil jeep setelah usaha pembunuhan, supaya peluru itu bisa disimpan di tempat ziarah Fatima. Atas permintaan sang uskup, peluru itu lantas ditaruh pada mahkota patung Santa Maria de Fatima. Serangkaian peristiwa di tahun 1989 membawa, baik di Uni Sovyet dan di beberapa negara-negara Eropa Timur, kepada jatuhnya rejim-rejim Komunis yang mempropagandakan ateisme. Untuk ini juga Yang Mulia Sri Paus mempersembahkan rasa terima kasih kepada Santa Perawan Murni.
Akan tetapi, di bagian-bagian dunia lainnya, penindasan terhadap Gereja dan terhadap umat Kristen, bersama dengan derita sengsara yang mereka alami, secara tragis masih terus berlangsung. Bahkan meskipun peristiwa-peristiwa yang dimaksud oleh bagian ketiga dari Rahasia Fatima sekarang seperti bagian masa lalu, panggilan Bunda Maria untuk pertobatan dan penitensi, yang diwartakan pada awal abad ke-20, masih tetap sesuai dan penting sekarang ini. Bunda yang memberi pesan agaknya membaca tanda-tanda jaman, yaitu tanda-tanda jaman kita dengan pemahaman yang spesial. Undangan yang bertubi-tubi untuk penitensi oleh Maria yang Kudus tidak lain adalah manifestasi dari perhatian keibuanNya atas nasib keluarga umat manusia, yang sangat membutuhkan pertobatan dan pengampunan.
Agar supaya umat bisa menerima pesan Santa Maria de Fatima dengan lebih baik, Sri Paus telah memerintahkan kepada Kongregasi bagi Doktrin Iman untuk mempublikasikan bagian ketiga dari rahasia, setelah dipersiapkan dengan sebuah komentar yang sesuai. Marilah kita berterima kasih kepada Santa Maria de Fatima atas perlindungannya. Kepada perantaraan keibuannya, marilah kita mempercayakan Gereja di Milenium Ketiga. 'Sub tuum praesidium confugimus, Sancta Dei Genetrix!. Intercede pro Ecclesia Dei! Intercede pro Sancto Patre Iohanne Paolo = II! Amen'"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar