Selasa, 13 Oktober 2009

TUGAS ICT-E Learning IPA Kelas XI Boga dan Busana

Tugas dikumpulkan selambatnya 1 minggu terhitung materi yang telah dijelaskan (bentuklah kelompok-kelompok dengan anggota 6 siswa, melalui / via E-mail yang dikumpulkan ke alamat email : djaduq@live.com. Sebagai bahan persiapan dan materi dapat dilihat di Blogger : www.nanangbaskara.blogspot.com
A. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan tepat !
1) Apa penyebab utama yang membuat udara susunannya tidak sama di beberapa tempat ?
2) Jelaskan apa akibat yang ditimbulkan bila kita selalu menghirup udara yang kotor !
3) Sebutkan kegunaan dari karbondioksida, ozon, dan campuran CO2 dan uap air !
4) Apakah manfaat karbonmonoksida bagi kehidupan di bumi?
5) Jelaskan sumber pencemar, efek samping dan cara penanggulangan dari bahan pencemar berikut :
a. Karbon monoksida (CO2)
b. Oksida belerang (SO2)
c. Karbon dioksida (CO)

MATERI IPA KELAS XI BUSANA DAN BOGA

BAB I.
MENGIDENTIFIKASI JENIS-JENIS LIMBAH

Pencemaran lingkungan (environmental pollution) merupakan satu dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kualitas lingkungan. Menurut Undang-undang RI No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup pasal 1 ayat (12) menyebutkan; pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/ atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.
Makhluk hidup, zat, energi yang dimasukkan kedalam lingkungan hidup tersebut biasanya merupakan sisa suatu usaha dan /atau kegiatan manusia. Sisa suatu usaha dan/ atau kegiatan manusia disebut juga limbah. Karena itu dapat dikatakan bahwa salah satu penyebab pencemaran lingkungan adalah sebagai akibat adanya limbah yang dibuang ke dalam lingkungan hingga daya dukung terlampaui.
Lingkungan terdiri terdiri dari komponen makhluk hidup (biotik) dan makhluk tak hidup ( abiotik) . Lingkungan hidup yang baik adalah suatu lingkungan hidup yang komponen-komponennya dalam keadaan seimbang. Apabila interaksi antara komponen-komponennya mengalami perubahan , maka beberapa komponen tersebut mengalami perubahan fungsi dan eksistensinya. Lingkungan yang demikian dikatakan telah terjadi pencemaran. Bahan yang menyebabkan pencemaran disebut dengan limbah atau polutan.

A. Pengertian Limbah
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah.
Limbah berdasarkan wujudnya dapat dikategorikan dalam bentuk limbah padat, limbah cair dan limbah gas. Sedangkan berdasarkan asalnya bisa dikelompokkan menjadi limbah organik dan limbah anorganik. Pengelompokkan limbah juga dapat didasarkan sifatnya, yaitu misalnya; limbah logam dan limbah non logam; atau limbah tidak berbahaya dan limbah berbahaya (B-3); atau limbah yang mudah terbakar dan limbah yang sulit terbakar; atau limbah yang bisa membusuk dan limbah yang tidak bisa membusuk.
Masing-masing jenis limbah tersebut tidak dapat diperlakukan secara seragam, karena tiap-tiap jenis limbah harus ditangani dengan proses yang berbeda-beda. Pengetahuan akan sifat-sifat limbah sangat penting untuk mengembangkan sistem pengelolaan limbah yang layak, selain itu pemahaman mengenai sifat-sifat limbah akan sangat membantu dalam penatapan metode penanganan dan atau pembuangan limbah yang efektif.

B. Sumber dan Jenis Limbah
Seiring dengan berkembangnya tingkat kemajuan hidup masyarakat, sumber dan macam limbah makin beraneka ragam. Secara umum dapat disimpulkan bahwa makin maju tingkat kebudayaan masyarakat maka makin kompleks pula sumber dan macam limbah yang ditemui.
Limbah pada intinya adalah hasil samping dari aktifitas manusia atau dari aktifitas alam, yang mengganggu keseimbangan lingkungan hidup. Sumber limbah dari proses-proses alam, antara lain pembusukan bahan organik secara alami, aktifitas gunung berapi, banjir, tanah longsor dan aktifitas alam lainnya.
1. Sumber limbah dari Perbuatan / aktifitas manusia misalnya :
Å hasil pembakaran bahan bakar yang terjadi pada industri dan kendaraan bermotor
Å pengolahan bahan tambang mineral dan minyak bumi
Å proses pembakaran hutan untuk membuka lahan baru
Dari kedua sumber pencemar lingkungan tersebut, yang relatif dapat dikendalikan adalah limbah yang dihasilkan oleh aktifitas manusia. Faktor pendorong aktifitas manusia yang menghasilkan limbah antara lain:
1. Industrialisasi (limbah pabrik, pertambangan, transportasi)
2. Modernisasi.
3. Urbanisasi
Å Pembukaan hutan untuk pemukiman dan sarana transportasi.
Å Penimbunan sampah
Pertambanhan penduduk yang pesat (meningkatnya kebutuhan tempat tinggal).
Dalam kehidupan sehari-hari, dikenal beberapa sumber penghasil limbah misalnya : a) dari rumah tangga; b) dari daerah pemukiman; c) dari daerah perdagangan; d) dari daerah industri; e) dari daerah peternakan; f) dari daerah pertanian; g) dari daerah pertambangan; dan h) dari jalan dan sebagainya.
Dalam ilmu kesehatan lingkungan, pembagian macam limbah yang sering dilakukan adalah gabungan dari cara pembagian di atas. Dalam hal ini, limbah dibedakan menjadi :
Garbage, adalah sisa pengelolaan atau sisa makanan yang mudah membusuk. Misal : limbah rumah tangga, restoran, hotel dll.
Rubbish, adalah bahan yang tidak mudah membusuk, yang dibedakan atas : a) yang mudah terbakar seperti kayu, kertas dan b) yang tidak mudah terbakar seperti kaleng dan kaca.
Ashes, adalah segala jenis abu, misalnya yang terjadi sebagai hasil pembakaran kayu, batu bara di rumah-rumah maupun industri
Dead animal, adalah segala jenis bangkai terutama yang besar, seperti kuda, sapi, kucing, dan tikus.
Street sweeping, adalah segala jenis sampah atau kotoran yang berserakan di jalan, karena dibuang oleh pengendara mobil ataupun masyarakat yang tidak bertanggung jawab.
Industrial waste, adalah benda-benda padat sisa yang merupakan sampah hasil industri. Misalnya industri kaleng dengan potongan-potongan sisa kaleng yang tidak dapat digunakan.
Berdasar dari sumber ini, maka macam dan komposisi limbah menjadi beraneka ragam. demikian pula dengan jumlah yang dihasilkan karena pada umumnya ditentukan oleh : a) kebiasaan hidup masyarakat; b) musim dan waktu; c) standar hidup; d) cara pengelolaan. Sebagai contoh komposisi dan kondisi limbah yang ada di kota besar seperti Jakarta sebagai berikut:
Jumlah sampah di DKI Jakarta saat ini diperkirakan dapat mencapai 25.600 m3/hari, dari jumlah tersebut yang tertanggulangi sebersar 22.500 m3/hari (83%), sisanya sebesar 3.100 m3/hari (17%) digunakan sebagai bahan pupuk (kompos), mengurug tanah, dibakar dan dibuang ke sungai. Komposisi sampah DKI Jakarta (1999) terdiri dari :
1. Non Organik 34,95 %, yang terdiri atas :
- kertas : 10,11 % ; kayu : 3,12 % ; kain : 2,45 % ; karpet/kulit : 0,56 % ; plastik : 11,08 % ; metal/logam : 1,90 % ; glass : 1.03 % ; tulang : 1,09 % ; lain-lain : 2,74 %.
2. Organik
Berdasarkan sumber limbah padat, sebesar 58% berasal dari rumah tangga, 10% berasal dari pasar, 15% dari kegiatan komersial, 15% dari kegiatan industri dan 2% dari taman, jalan dan sungai.
Limbah yang dihasilkan oleh kegiatan manusia dan alam dibedakan ke dalam limbah organik dan limbah anorganik. Limbah organik adalah limbah yang berasal dari sisa makhluk hidup, seperti : sisa tumbuhan dan bangkai hewan. Limbah ini dapat diuraikan oleh bakteri pengurai dalam tanah (dapat busuk). Sedangkan limbah anorganik adalah limbah yang berasal dari makhluik tak hidup atau bahan-bahan sintetis, Limbah ini termasuk yang sulit membusuk.
Lebih jauh mari kita pelajari sifat dari limbah-limbah tersebut berdasarkan wujudnya.

1. Limbah Padat
Limbah berbentuk padat ini di dalam air dapat bersifat anorganik dan organik, dan bahan radioaktif. Polutan ini menurut sifatnya dapat berbentuk bahan yang dihancurkan oleh organisme hidup (degradable compound ) dan bahan yang tidak dapat dihancurkan ( non-degraddable compound ). Bahan-bahan yang tidak dapat dihancurkan oleh organisme ini biasanya mengalami akumulasi dalam komponen-komponen lingkungan dan akan menimbulkan gangguan kesehatan. Beberapa limbah padat antara lain : logam, kaca, plastik, kayu, kertas dan kain.
a. Logam
Pencemaran lingkungan oleh logam berat telah banyak terjadi terutama setelah diketahui adanya keracunan merkuri (Hg) yang dikenal dengan istilah "Minamata disease" yang menyebabkan paralisa pada nelayan-nelayan ikan di Minamata Bay dan Jintsu River. Dua hal penyebab utama sehingga logam berat menjadi pencemar yang berbahaya yaitu logam berat yang tidak dapat dihancurkan oleh organisme hidup di lingkungan dan diakumulasikan di komponen-komponen lingkungan, terutama pada dasar sedimen sungai dan danau, dengan membentuk komplek bersama bahan organik dan anorganik secara adsorbsi dan kombinasi.
Beberapa logam berat seperti : Tembaga (Cu), Seng (Zn), Besi (Fe), Molibden (Mb), Crom (Cr) dan Cobalt (Co). Pada umumnya terdapat 5 sumber logam berat bagi perairan tawar :
1. Geological Weathering", sumber ini merupakan background level.
2. Industri logam. Pada waktu penambangan logam, partikel logam yang terbentuk hanya sebagian saja yang akan tersaring oleh sistem pemurnian sehingga jumlah besar logam akan dibuang ke lingkungan.
3. Pemakaian bahan logam. Misalnya pemakaian garam kromiun pada pabrik kuit, bahan tembaga untuk alat proteksi, Tetraetillead (TEL) sebagai bahan anti letusan pada bahan bakar mesin dan sebagainya.
4. Logam berat yang berasal buangan kotoran hewan dan manusia.
5. Pencucian bahan logam dari sampah. Sumber ini banyak sekali mempngeruhi kualitas air, terutama dari buangan padat.
1). Merkuri (Mg)
Merkuri didapatkan di lapangan dalam berbagai bentuk senyawa kimia, dan perilaku pada tubuh organisme berbeda-beda. Perubahan elemen merkuri menjadi metil merkuri terjadi di lingkungan oleh aktifitas bakteri. Nilai ambang batas merkuri adalah 0,1 mg/ m3. Merkuri biasanya digunakan sebagai logam dan keadaanya mudah menguap pada temreratur kamar. Merkuri berasal dari bahan makanan terutama ikan dan sumber pencemar lainnya
2). Kadmium (Cd)
Kadmium banyak terdapat pada kerak bumi, penyebarannya biasannya bersama dengan seng (Zn). Cd banyak digunakan untuk lapisan logam, campuran logam, zat warna, batery, dsb. Manusia dapat terkontaminasi oleh Kadmium melalui pencernaan makanan dan pernafasan. Nilai ambang batas kadmium baik berbentuk logam ataupun oksida ialah : 0,05mg/ m3. Akibat gangguan kesehatan kerena kadmium dapat terjadi secara akut dan kronis. Keracunan akut oleh kadmium menimbulkan : gejala sesak nafas, sakit kepala dan menggigil, serta melalui pernafasan dapat menyebabkan pleuneria.
3). Timah hitam (Pb)
Timah banyak terdapat di kerak bumi. Pb dalam industri digunakan sebagai bahan pelapis untuk bahan kerajinan dari tanah, sel batere basah (accu), campuran BBM, dan sekarang banyak juga digunakan sebagai pelapis pita-pita, karena mempunyyai sifat resisten terhadap bahan korosif. Keracunan timah diakibatkan oleh pengisapan bagian kecil dari asap atau debu timah yang kemudian diserap oleh aliran darah dan terakumulasi di sumsum tulang. Sehingga jika terkontaminasi timah dapat menyebabkan sakit pada sendi, kepla, anemia, dan terjadi paralisis pada urat syaraf.
4). Kromium (Cr)
Nilai ambang batas kromium adalah 1,0 mg/ m3; kromat 0,1 mg/ m3 dan garam krom 0,5 mg/m3. banyak digunakan untuk campuran besi dalam pembuatan baja yang tahan karat dan berkekuatan tinggi. Logam krom tidak menimbulkan resiko media, tetapi senyawa krom dapat menimbulkan pengisapan kabut asam dan jika kontak dengan kulit dapat menyebabkan iritasi (bisul bernanah) dan saluran pernafasan di dalamnya, dan kanker paru-paru.
5). Zink (Zn)
Nilai ambang batas zink oksida : 5 mg/ m3 dan zink clorida : 1 mg/ m3.Seng banyak digunakan untuk bahan pelapis kuningan, media bungkus produk industri. Seng tidaklah berbahaya bagi kesehatan manusia, tetapi untuk seng klorida bila kena kulit atau mata dapat menimbulkan gangguan kesehatan, dan diare.

b. Kaca
Kaca dibuat dari pasir dan batu gamping. Dalam kehidupan sehari-hari, kaca dibuat dan digunakan dalam bentuk botol dan lembaran untuk arsitektur, komponen kendaraan, elektronik dan sanitari. Kaca tidak bisa busuk dan sebenarnya secara kimia tidak berbahaya bagi manusia. Kaca juga mudah di daur ulang, atau digunakan ulang. Selain dibuat dari pasir dan gamping, kaca juga bisa dibuat dari botol dan stoples daur ulang.
c. Plastik
Plastik adalah bahan polimer sintetis yang murah, kuat, mudah diperoleh dan tahan lama. Tak heran sekarang banyak barang yang terbuat dari plastik. Dalam kehidupan sehari-hari, plastik dibuat dan digunakan dalam bentuk botol dan lembaran pembungkus/kemasan bahan arsitektur, komponen kendaraan, elektronik, furniture dan sanitari. Plastik juga tidak bisa busuk dan sebenarnya secara kimia sedikit berbahaya bagi manusia. Plastik di daur ulang, atau digunakan ulang. Plastik daur ulang ada yang dipakai untuk membuat kursi taman, tiang pagar, sepatu boot, atau botol-botol baru.
Banyak swalayan yang menyediakan tas plastik bari konsumennya untuk membawa barang belanjaan. Sering kali sesampai dirumah dibuah begitu saja. Beberapa swalayan sekarang sudah mulai menambah biaya kantong palstik belanja. Ini untuk mendorong masyarakat agar menggunakan ulang tas plastik yang dimilikinya. Tindakan ini untuk menekan jumlah sampah dan limbah dari plastik.
d. Kertas
Dalam kehidupan sehari-hari, kertas digunakan dalam bentuk karton, dan lembaran-lembaran kertas untuk stasionery (media tulis-menulis/ cetak), pembungkus dan sanitari. Kertas bisa busuk dan sebenarnya secara kimia tidak berbahaya bagi manusia. Kertas juga mudah di daur ulang, atau digunakan ulang. Selain dibuat dari pulp serat alami, kaca juga bisa dibuat dari kertas daur ulang.
e. Kain
Dalam kehidupan sehari-hari, kain digunakan dalam bentuk lembaran-lembaran untuk media lukis, sanitasi, busana, mebel, tenda, dll. Kain ada dua macam, yaitu kain yang terbuat dari benang alami (kapas, sutera, wool) dan kain yang terbuat dari benang sintetis (tetoron). Kain dari bahan alami bisa busuk dan sebenarnya secara kimia tidak berbahaya bagi manusia. Kain yang terbuat dari bahan sintetis sulit bahkan tidak bisa membusuk. Kain juga bisa di daur ulang, atau digunakan ulang. Misalnya kain usang bisa digunakan untuk kain pel atau di urai benangnya digunakan untuk bahan pengisi kursi, sofa, sumbu kompor, dll.

2. Limbah Cair
Proses keseimbangan alam akan terganggu dan terjegal bahkan sampai kehidupan sirna oleh penggelontoran berbagai macam limbah seperti : industri, permukiman, pertanian yang semena-mena. Perairan alami seperti sungai dn danau merupakan tempat pembuangan sampah manusia modern. Air telah dikotori oleh tinja, limbah, sampah dan diracuni dengan berbagai bahan kimia seperti logam berat, pertisida, dan sebagainya. Demikian juga sisa aktifitas manusia seperti : limbah industri, limbah pemukiman, nitrat dari pupuk, air panas dari pusat pembangkit tenaga listrik. Semua itu menjadikan eutrofikasi pada tubuh air yang dapat menurunkan kualitas perairan.
Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 82 tahun 2001, air limbah adalah sisa dari suatu usaha dan atau kegiatan yang berwujud cair. Air limbah dapat berasal dari rumah tangga (domestic) maupun industri (industry). Air limbah domestik terdiri dari tiga fraksi penting yaitu:
1. Tinja (faeces), yang berpotensi mengandung mikroba patogen.
2. Air seni (urine) umumnya mengandung Nitrogen dan Posfor, serta kemungkinan kecil mikroorganisme. Campuran air seni dan tinja disebut excreta.
3. Grey water, atau air bekas cucian dapur,mesin cuci, dan kamar mandi.
Air limbah industri umumnya terjadi sebagai akibat dari adanya pemakaian air dalam proses produksi. Di industri, air umumnya memiliki beberapa fungsi, antara lain: Sebagai air pendingin; Untuk transportasi produk atau bahan baku; Sebagai air proses; Untuk mencuci dan membilas produk atau peralatan.
Zat-zat yang terkandung di dalam air limbah industri sangat bervariasi, sesuai peruntukannya di masing-masing industri. Beberapa dampak buruk dari air limbah antara lain: Gangguan kesehatan; Penurunan kualitas lingkungan; Gangguan keindahan; Gangguan terhadap kerusakan benda.
Berdasarkan hasi penelitian terhadap DAS (Daerah Aliran Sungai ) di pulau Jawa sejak PELITA III dan IV, tampak adanya penurunan kualitas air dari tahun-ke tahun sebagai akibat terbebannya sungai oleh berbagai limbah terutama limbah rumah tangga dan industri. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa beberapa DAS di pulau Jawa seperti DAS Ciliwung, Cisadane, Bengawan Solo, Brantas, Citanduy, Citarum, Kali Garang telah tercemari oleh limbah domestik yang ditandai tingginya kandungan N, P, BOD dan bakteri Coli,sp oleh sungai dan rendahnya kandungan DO tertama di bagian hilir sungai. Tidak hanya oleh limbah kimiawi tetapi juga limbah fisik berupa substansi yang tersuspensi semisal endapan lumpur dan sampah polimer.
Hal tersebut diatas menyebabkan semakin merosotnya mutu air pada perairan bebas di Indonesia dan khususnya Pulau Jawa sebagai akibat penggundulan hutan dan penggunaan tataguna lahan yang tidak berimbang terhadap lingkungan. Penggunaan tata guna lahan yang tidak proporsional terhadap luas resapan juga mengakibatkan limpasan dalam jumlah yang besar dan pada akhirnya daerah hilir akan menerima akibat dari rusaknya lingkungan daerah hulu. Dampak pencemaran atau eksploitasi ekosistem baik darat atau ekosistem air tawar tidak hanya menurunkan kualitas air dan perairan di daratan saja, tetapi juga menimpulkan dampak berkelanjutan hingga ke pesisir dan lautan, termasuk kerusakan mangrove (bakau) dan terumbu karang.
Adapun untuk mengetahui sejauh mana pencemaran akibat limbah cair terhadap lingkungan dapat diketahui dengan adanya beberapa indikator, yaitu :
1. Indikator bilogis; yang umum dipakai adalah jumlah bakteri E. Coli dalam air limbah.
2. Indikator fisik; pengukuran bahan terlarut dan endapan dalam air limbah yang dinyatakan dalam satuan ppm (mg/lt).
3. Indikator kimiawi; yaitu dengan mengukur :
a. BOD (Biochemical Oxygen Demand)
BOD5 mencerminkan secara tidak langsung kandungan senyawa karbon melalui pengukuran langsung jumlah oksigen yang diperlukan oleh mikroorganisme pada temperatur 200 selama 5 hari. Dengan mengetahui perbedaan tingkat BOD5 dari pemasukan (inlet) dan pengeluaran (outlet) akan mempermudah perhitungan efisiensi pembersihan.
b. COD (Chemical Oxygen Demand)
Nilai COD menunjukkan konsentrasi oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasi semua senyawa karbon dalam sampel. Pengukuran COD didasarkan pada reaksi panas pada sampel dengan senyawa-senyawa kimiawi selama periode pemanasan 2 jam pada 1480C.
Sehubung dengan masalah limbah ini berikut disajikan komponen penyebab pencemaran, pengaruh, dan sumber yang menghasilkannya, dan jenis industri penghasil pencemar logam berat.

3. Limbah Gas
Sejumlah bahan pencemar anorganik berbentuk gas masuk ke atmosfer sebagai hasil dari aktivitas manusia. Gas-gas tersebut antara lain CO, SO2, NO, dan NO2 yang jumlahnya relatif sedikit dibandingkan gas CO2 di atmosfer. Gas pencemar anorganik lainnya adalah NH3, N2O, N2O5, H2S, CL2, HCl, dan HF. Sejumlah gas tersebut masuk ke atmosfer sebagai akibat dari aktivitas manusia. Secara global emisi dari karbon monoksida, belerang diokasida, dan nitrogen oksida berkisar antara satu sampai beberapa rauts juta ton per tahun.
Macam-macam emisi gas limbah suatu kilang yang perlu diperhatikan pada umumnya selain tergantung dari bahan yang diolah juga terutama akan berupa particulate matters (asap, debu, kabut, dan bahan lain yang tidak berdiameter 0,001 – 200 UM ), yang melayang-layang di udara.
Secara alami NOx (campuran NO dan NO2) masuk ke atmosfer melalui halilintar, proses-proses biologis dan sumber-sumber zat pencemar. NOx dengan konsentrasi tinggi sangat merusak kualitas udara. NO, secara biokimia dapat berikatan dengan haemoglobin dan mengurangi efisiensi transfor oksegen. Bagi tanaman, pemaparan 10 ppm NO menyebabkan menurunnya kecepatan fotosintesis yang bersifat reversibel.
NO2 lebih toksik bagi manusia. Pada konsentasi 50-100ppm dalam waktu beberapa menit sampai satu jam, menyebabkan inflamasi jaringan paru-paru. Pada konsentrasi 150-200 ppm menyebabkan bronchiolities fibrosa obliterons. Kematian biasanya terjadi dari 2-10 hari setelah subyek terpapar 500 ppm atau lebih. Pada akhirnya NO2 hilang dari atmosfer sebagai asam nitrit, nitrat atau sebagai nitrogen organik. Asam ini akan terbawa oleh air hujan membentuk hujan asam.
Fluor, hidrogen fluorida, dan senyawa fluorida menguap lainnya dihasilkan dalam industri aluminium, dan hidrogen fluorida dari konversi fluoropatit (batu karang fosfat) menjadi asam fosfat, pupuk super fosfat, dan produk-produk fosfor lainnya.
Hidrogen fluorida merupakan gas yang sangat berbahaya, bersifat korosif bahkan bereaksi dengan kaca. Menyebabkan iritasi pada jaringan tubuh, dan saluran napas.Pemaparan dari HF pada tingkat satu perseribu dapat berakibat fatal. Toksisitas akut dari fluor lebih berbahaya dari HF. Pemaparan secara kronik dari fluorida dengan konsentrasi tinggi dapat menyebabkan fluorosis, suatu gejala bercak-bercak pada gigi dan kondisi pathological tulang.
Gas klor (Cl2) tidak terdapat sebagai bahan pencemar dalam jumlah yang cukup besar di atmosfer tetapi sangat berbahaya pada daerah setempat. Gas ini banyak digunakan dalam industri kimia, industri plastik, dan dalam pengolahan air limbah. Klorin sangat toksik dan menyebabkan iritasi membran mocus (selaput lendir). Hidrogen klorida (HCl) dihasilkan dari berbagai sumber. Ensinerasi (pembakaran) plastik seperti PVC melepaskan HCl ke atmosfer. Gas ini berbahaya bagi manusia terutama mengganggu pernapasan.